header_img2
header_img3
header_img1
Mahasiswa BBK 5 UNAIR: Inovasi Pengolahan Limbah Padat

Mahasiswa BBK 5 UNAIR: Inovasi Pengolahan Limbah Padat dengan Komposting.Berbicara perihal sampah, tidak dapat dipungkiri bahwa sampah merupakan suatu hal yang terus meningkat secara signifikan. Seiring dengan peningkatan sampah, pengelolaan sampah menjadi jawaban dalam mengurangi sampah. Pengelolaan sampah yang kurang tepat dapat berdampak pada masalah kesehatan warga sekitar. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi pedesaan maupun perkotaan, khususnya Kelurahan Banjar Sugihan RW 4.

Meninjau permasalahan lingkungan yang ada, mahasiswa BBK 5 UNAIR memberikan sosialisasi serta demonstrasi pengolahan limbah padat dengan komposting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga Banjar Sugihan RW 4 mengenai pentingnya pengolahan sampah yang tepat dan dampak kesehatan yang timbul akibat sampah yang menumpuk. Kegiatan ini dihadiri oleh Kader Surabaya Hebat (KSH) yang berjumlah 44 peserta, juga Ibu Ketua KSH yakni Ibu Zeniwati. Program kerja terkait dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Januari 2025 di Balai Gor Galing, RW 4. 

Program kerja diawali dengan pemberian wawasan mengenai urgensi menjaga lingkungan dan permasalahan sampah yang ada di sekitar warga. Selain itu, mahasiswa juga memberikan pemahaman mengenai apa saja media maupun peralatan yang digunakan dalam pembuatan komposting. Media-media yang dibutuhkan, berupa pupuk organik, sampah organik, EM4 dan molase, sekam padi, dan air. Sedangkan, peralatan yang digunakan berupa tempat kompos, sarung tangan, dan pengaduk. Tidak hanya sampai situ, para peserta juga mendapatkan informasi secara rinci mengenai struktur pembuatan komposting. Struktur yang dimaksud yakni pupuk organik di lapisan paling bawah, dilanjutkan dengan sampah organik,  yang kemudian ditutup kembali dengan pupuk organik, dan diakhiri dengan sekam padi di lapisan paling atas.

Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga juga memberikan praktik pembuatan komposting untuk membantu warga RW 4 dalam mengurangi permasalahan sampah yang ada. Pembuatan kompos diawali dengan memasukkan pupuk organik sebagai dasar pada compost bag. Setelah itu ditambahkan sampah organik diatas pupuk organik tersebut. Diatas sampah organik dituangkan campuran EM4 dan molase. Dalam pembuatan cairan tersebut ditakar sebesar 10 ml EM4 : 10 ml molase : 500 ml air. Cairan EM4 sendiri mengandung mikroorganisme pengurai sampah organik yang dapat membantu proses pengomposan berjalan lebih cepat, sedangkan molase berfungsi sebagai sumber energi untuk mikroorganisme pengurai. Setelah menambahkan cairan tersebut, diberikan pupuk organik dan sekam padi pada bagian paling terakhir guna menjaga kelembaban dari pupuk kompos tersebut. Perlu dilakukan pengadukan secara merata agar proses penguraian sampah organik oleh mikroorganisme dapat berjalan dengan lancar, sehingga pupuk kompos yang dihasilkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 19-7030-2004 tentang "Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik Domestik" yaitu kompos yang sudah matang akan memiliki bau seperti tanah dan berwarna hitam.

Tinggalkan Balasan